Kamis, 03 Maret 2016

Lewati Rawa-rawa, Tol Palindra Dibangun Pakai Teknologi VCM

Lewati Rawa-rawa, Tol Palindra Dibangun Pakai Teknologi VCM

Kamis, 03/03/2016
Lewati Rawa-rawa, Tol Palindra Dibangun Pakai Teknologi VCM Foto: Muhammad Iqbal
Palembang -Kondisi lahan di lokasi pembangunan jalan tol ruas Palembang-Indralaya (Palindra) didominasi daerah rawa. Oleh sebab itu untuk mempercepat proses pembangunan jalan tol tersebut dipilihlah teknologi Vacuum Consolidation Method (VCM) untuk mengurangi kadar air maupun kadar udara dalam tanah.

"Penggunaan teknologi dalam pembangunan jalan adalah pilihan, disini (Palembang-Indralaya) itu berada di daerah rawa yang sesuai perhitungan dalam jangka waktu tertentu pasti terjadi penurunan tanah. Untuk itu kita memilih untuk mempercepat penurunan tanah dalam waktu singkat sehingga cepat memadat,yaitu dengan VCM," tutur Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional III Ditjen Bina Marga Kementerian PUPR Thomas Setiabudi Aden di Palembang, Rabu (2/3/2016).

Cara yang biasa hanya dengan system drainase vertical melalui Perforated Vertical Drain (PVD). Thomas mengatakan untuk mempercepat lagi, dengan VCM ini air disedot melalui PVD tersebut.

VCM dimaksudkan untuk mempercepat penurunan dan meningkatkan daya dukung tanah asli yang lunak dengan melakukan pemompaan vakum pada tanah yang dimaksudkan untuk mengurangi kadar air maupun kadar udara pada butiran tanah sehingga dapat memperepat penurunan jangka panjang dan perbedaan penurunan.

Person In Charge (PIC) Perbaikan Tanah PT Hutama Karya Infrastruktur Resnu Aditya mengatakan, pada uji tanah awal ditemukan bahwa dari panjang keseluhan 22 km ruas tol tersebut, dari km 0 sampai dengan km 16 kondisi tanahnya harus dilakukan perbaikan, namun dalam perkembangannya, sampai dengan km 20 membutuhkan perbaikan walaupun sifatnya hanya pada titik tertentu.

"Dengan sistem VCM ini dapat dilakukan percepatan 4 bulan dibandingkan dengan metode konvensional yaitu satu tahun," tutur Resnu.

Kelebihan lainnya adalah tidak dibutuhkannya material tanah sebagai beban sementara, selain itu penggunaan sumber daya yang minim juga meminimalisir penggunaan alat berat. Konsolidasi/penurunan tanah juga bersifat isotropic sehingga resiko ketidakstabilan lereng dapat dieliminir.

Selain itu juga kelebihannya adalah memiliki gangguan yang rendah terhadap kegiatan pekerjaan lainnya, bahkan dapat melakukan overlap dengan pekerjaan lain sehingga jadwal konstruksi secara keseluruhan dapat dipersingkat.

Ditambah lagi teknologi ini ramah lingkungan, karena perbaikan tanah bersifat mekanis tanpa penggunaan bahan-bahan kimia.

Dalam pembangunan jalan tol di Indonesia, diketahui bahwa teknologi ini baru pertama kali digunakan di tol Palembang–Indralaya.
Kamis, 03 Maret 2016 | 10:09
      Email
PT Hutama Karya mempercepat proses pembangunan jalan tol Palembang Indralaya sepanjang 22 km dengan menggunakan teknologi Geotekindo dari Tiongkok

Tol Palindra Seksi I Selesai Desember 2016

PT Hutama Karya mempercepat proses pembangunan jalan tol Palembang Indralaya sepanjang 22 km dengan menggunakan teknologi Geotekindo dari Tiongkok
sumber : http://finance.detik.com/read/2016/03/03/100044/3156362/4/lewati-rawa-rawa-tol-palindra-dibangun-pakai-teknologi-vcm

Ini Progres Konstruksi Tol Palembang-Indralaya

Dokumentasi Pusat Komunikasi Publik Kementerian PUPR Kondisi Jalan Tol Trans Sumatera ruas Palembang-Indralaya (Palindra) pada Rabu (2/3/2016).
PALEMBANG, KOMPAS.com - Jalan Tol Trans Sumatera ruas Tol Palembang-Indralaya (Palindra) yang dirancang sepanjang 22 kilometer, dengan biaya investasi Rp 3,301 triliun, masih terganjal pembebasan lahan.

Menurut Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional III Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan perumahan Rakyat (PUPR) Thomas Setiabudi Aden, tanah yang belum bebas seluas 29 persen karena masih tidak jelas kepemilikannya.

"Itu di luar kendali kami, karena ada kepemilikan ganda, ada juga permasalahan tuntutan warga. Dari 220 hektar sudah terbebaskan 157 hektar,” ujar Thomas, Rabu (2/3/2016).

Thomas menuturkan, biaya konstruksi Tol Palindra senilai Rp 5,6 triliun, di luar pembebasan lahan Rp 135 miliar.

Pembangunannya yang menggunakan teknologi Vacuum Consolidation Methode (VCM) dibagi menjadi tiga seksi. (Baca: Pertama di Indonesia, Tol Palindra Gunakan Teknologi VCM)

Pertama, Palembang–Pamulutan sepanjang 7 kilometer. Saat ini pembebasan lahannya sudah mencapai 100 persen. Sementara pengerjaannya dijadwalkan kelar Desember 2016.

Seksi kedua adalah Pemulutan–KTM Rambutan sepanjang 5,70 kilometer dengan kondisi lahan yang telah bebas seluas 42,93 persen. Konstruksinya dilaksanakan pada Januari 2016 sampai Maret 2017.

Seksi ketiga adalah KTM Rambutan-Indralaya (9,3 kilometer) dengan kondisi lahan 40,86 persen, dan konstruksinya dilaksanakan pada Januari 2016 sampai dengan Juni 2017.

Adapun progres pembangunan jalan tol ruas tersebut sudah mencapai 11,26 persen. Kondisi ini melebih target sebesar 1,2 persen yang ditetapkan per 18 Februari 2016.
Berikut foto progres konstruksi Tol Palindra:
Dokumentasi Pusat Komunikasi Publik Kementerian PUPR Teknologi Vacuum Consolidation Method (VCM) digunakan dalam pembangunan Jalan tol Trans Sumatera ruas Palembang-Indralaya (Palindra). Teknologi ini untuk mengurangi kadar air maupun kadar udara dalam tanah.

Dokumentasi Pusat Komunikasi Publik Kementerian PUPR Teknologi VCM digunakan untuk mempercepat penurunan tanah dan meningkatkan daya dukung tanah asli. Implementasi teknologi ini diawali dengan pemasangan geotextile membrane yang memungkinkan air disedot melalui PVD.

Dokumentasi Pusat Komunikasi Publik Kementerian PUPR Kelebihan teknologi VCM ini adalah gangguan yang rendah terhadap kegiatan pekerjaan lainnya, bahkan dapat melakukan overlap dengan pekerjaan lain sehingga jadwal konstruksi secara keseluruhan dapat dipersingkat.
sumber : http://properti.kompas.com/read/2016/03/03/113000621/Ini.Progres.Konstruksi.Tol.Palembang-Indralaya

 

Pemerintah Pastikan Tol Palindra Seksi I Bisa Digunakan Awal 2017

Dokumentasi Pusat Komunikasi Publik Kementerian PUPR Kondisi Jalan Tol Trans Sumatera ruas Palembang-Indralaya (Palindra) pada Rabu (2/3/2016).

PALEMBANG, KOMPAS.com - Jalan Tol Trans Sumatera ruas Tol Palembang-Indralaya (Palindra) Seksi I yaitu dari Palembang-Pamulutan sepanjang 7,10 kilometer ditargetkan tuntas pengerjaannya pada Desember 2016 dan dapat dioperasikan awal 2017.

Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional III Direktorat Jenderal (Ditjen) Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan perumahan Rakyat (PUPR) Thomas Setiabudi Aden, di Palembang, Rabu (2/3/2016).

“Siap digunakan 2017,” ujar Thomas seraya menambahkan, ruas Tol Palindra dirancang sepanjang 22 kilometer dengan biaya investasi Rp 3,301 triliun.

Pembangunannya dibagi menjadi tiga seksi yaitu, pertama Palembang–Pamulutan sepanjang 7 kilometer. Saat ini pembebasan lahannya sudah mencapai 100 persen. Sementara pengerjaannya dijadwalkan kelar Desember 2016.

Seksi kedua adalah Pemulutan–KTM Rambutan sepanjang 5,70 kilometer dengan kondisi lahan yang telah bebas seluas 42,93 persen. Konstruksinya dilaksanakan pada Januari 2016 sampai Maret 2017.

Seksi ketiga adalah KTM Rambutan-Indralaya (9,3 kilometer) dengan kondisi lahan 40,86 persen, dan konstruksinya dilaksanakan pada Januari 2016 sampai dengan Juni 2017.

Secara umum, pembebasan lahan ruas Tol Palindra sudah mencapai 71,26 persen dari 22 kilometer yang dibutuhkan. Sisanya 29 persen masih tidak jelas kepemilikannya.

"Itu di luar kendali kami, karena ada kepemilikan ganda, ada juga permasalahan tuntutan warga. Dari 220 hektar sudah terbebaskan 157 hektar,” tambah Thomas.

Thomas menuturkan, biaya konstruksi Tol Palindra senilai Rp 5,6 triliun, di luar pembebasan lahan Rp 135 miliar.

Adapun progres pembangunan jalan tol ruas tersebut sudah mencapai 11,26 persen. Kondisi ini melebih target sebesar 1,2 persen yang ditetapkan per 18 Februari 2016.
sumber : http://properti.kompas.com/read/2016/03/03/102926621/Pemerintah.Pastikan.Tol.Palindra.Seksi.I.Bisa.Beroperasi.Awal.2017

Bupati Ogan Ilir Sebut Pembebasan Lahan Tol Palindra 'Clear'

Kamis, 3 Maret 2016 14:49

Bupati Ogan Ilir Sebut Pembebasan Lahan Tol Palindra 'Clear' 
SRIPOKU.COM/ABDUL HAFIZ
Bupati Ogan Ilir AW Noviadi Mawardi (kanan) didampingi Wabup OI Ilyas Panji Alam, Kamis (3/3/2016). 
SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Bupati Ogan Ilir AW Noviadi Mawardi menyatakan hingga kini pembebasan lahan untuk jalan tol Palindra sudah clear.
Jalan tol yang menghubungkan Palembang-Inderalaya ini sepanjang 22 Km mulai Desa Pegayut Pemulutan sampai Inderalaya Km 32.
"Sudah tuntas. Kita lihat Palindra paling utama yang siap pembebasan lahan. Sudah selesai pembayaran," ungkap Bupati Ogan Ilir AW Noviadi Mawardi (kanan) didampingi Wabup OI Ilyas Panji Alam pada kunjungan Presiden RI Joko Widodo di titik nol pembangunan Jalan Tol Palindra Desa Pegayut, Kamis (3/3/2016).
Padahal masih ada warga yang komplain mengaku ada yang belum dibebaskan.
"Sejauh ini belum ada laporan. Kita akan pelajari. Sepertinya sudah selesai. Ini kan baru dua minggu," kata Ovi yang juga merupakan putra mantan Bupati OI sebelumnya H Mawardi Yahya.
Orang nomor satu di Kabupaten berjuluk Bumi Caram Seguguk ini mengaku sangat senang dengan kedatangan Presiden RI.
Ia berharap Jokowi akan sering meninjau sehingga progres pembangunan Jalan Tol Palindra ini akan rampung pada waktunya.
"Harapannya karena kita paling utama. Pintu utama di Inderalaya. Kota Inderalaya OI merupakan kabupaten paling dekat Palembang akan memanfaatkan secara maksimal. Kita sangat senang dengan kunjungan Bapak presiden ke sini bisa melihat dari dekat progres pembangunan. Memang harus lebih sering ditinjau. Sebagai bupati yang baru juga senang dengan adanya pembangunan ini. Pulau Sumatera pembangunan lebih merata. Harapan kita agar lebih sering tinjau," ujar Ovi.

sumber : http://palembang.tribunnews.com/2016/03/03/bupati-ogan-ilir-sebut-pembebasan-lahan-tol-palindra-clear

Tidak ada komentar: